Tampilkan postingan dengan label Produk Pertanian dan Perkebunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Produk Pertanian dan Perkebunan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Juli 2014

SERANGAN PENYAKIT TUMOR ALBASIA

Musim kemarau tiba, serangan hama Ulat Kantong pada tanaman sengon merajalela

Serangan penyakit tumor (karat puru) yang menyerang batang sengon, belum selesai dikeluhkan petani, akhir-akhir ini tanaman sengon terancam mati, petani cukup kewalahan mengendalikan penyakit tersebut karena serangan penyakit ini terbilang cepat. Namun bila dibandingkan serangan karat puru yang baru diketahui   3-4 bulan, serangan hama Ulat Kantong ini terjadi sangat cepat, hanya sekitar 38 hari.
Serangan hama Ulat Kantong akan berhenti bila ulat ini sudah berkembang menjadi pupa dan kupu-kupu. Pada fase itu, dipastikan penanganan sudah terlambat, karena semua daun sudah kering dan meranggas.
Untuk serangan penyakit karat puru akan berhenti pada musim kemarau, sebabnya kelembaban yang rendah menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan jamur patogen uro micladium tiperiano. Sebaliknya hama Ulat Kantong berdampak sangat serius dan menyebabkan kematian sengon pada musim kemarau.
Ulat Kantong termasuk polypag, yakni pemakan segala. Tidak hanya sengon saja yang dimakan namun juga jenis kayu lainnya. Kebetulan yang saat ini diserang tanaman sengon yang ditanam dengan cara monokultur.
Ulat Kantong menyerang sengon segala umur. Beda halnya dengan karat puru, sengon yang diserang berusia kurang dari 4 tahun. Siklus hidup Ulat Kantong relatif cepat.
Siklus hidup telur 1-3 minggu, larva 2 minggu, pupa 2 minggu dan ngengat atau imago 4 minggu. Setelah 2-3 minggu, telur menetas secara bersamaan, beribu-ribu ulat kecil bergelantungan mencari tempat dan makanan. Pada saat bersamaan, induk dari Ulat Kantong melepaskan diri dan jatuh ke tanah.
Hama Ulat Kantong dapat dikendalikan dengan 2 cara, yakni dengan cara kimia dan menggunakan musuh alami.
Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida sistemik dengan cara diinfus dan disuntikkan pada batang tanaman.
Sedangkan dengan menggunakan musuh alami dapat menggunakan burung pemakan ulat.
Saat ini ekosistem hutan mulai tidak seimbang, sehingga memicu perkembangan predator sengon. Sebaliknya musuh alami dari parasit predator pertumbuhannya cenderung menurun drastis. Karena itu masyarakat dihimbau untuk melakukan pengendalian hama ini secara serentak, jangan sampai di satu lokasi hama dikendalikan, namun hama ini akan menyerang di lain lokasi, karena pengendaliannya tidak serentak.
Sedangkan untuk mengatasi hama Ulat Kantong para petani/kelompok tani harus melakukan kondomisasi (memasukkan racun ke akar tanaman) dan injeksi (menyuntikkan racun ke tanaman). Penerapan ini juga harus diimbangi dengan pemupukan berimbang agar tanaman kebal penyakit. Bila pohon daunnya sudah merah kecoklatan, maka hama tersebut sudah sulit diatasi.
Tanda-Tanda Serangan Hama Ulat Kantong/Gejalanya
1.    Lapisan daun bagian bawah terlebih dahulu diserang.
2.    Daun lama-kelamaan nampak terawang.
3.    Klorofil daun habis, daun berubah warna menjadi merah kecoklatan.
4.    Pada musim kemarau daun kering dan tanaman mati.
Pengendalian
1.    Pengamatan diri secara rutin/periodik ada serangan dapat segera diketahui.
2.    Pemotongan daun terserang pada saat stadia pupa kemudian dibakar.
3.    Pemanfaatan musuh alami yang di lapangan (Apantetes dan Tachinidae / sejenis lalat hitam).
4.    Injeksi batang atau infus akar dengan insektisida sistemik.

CEGAH PENYAKIT PADA ALBASIA


Untuk pemupukan biasanya di lakukan pada usia 30 hari setelah penanaman. Hal ini penting mengingat akar tanaman sudah mulai tumbuh dan mulai menyerap unsur hara atau pupuk yang ada. Adapun untuk pupuknya bisa menggunakan pupuk jenis organik maupun anorganik dengan dosis yang cukup. Untuk interval pemupukan sendiri di lakukan 1 tahun 2 kali, yaitu sekitar 6 bulan sekali.

Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sengon bisa digunakan pupuk organik SUPERNASA. Pupuk SUPERNASA merupakan pupuk organik berbentuk padat (seperti pasir yang akan larut apabila tercampur air) produksi dari PT Natural Nusantara. Pupuk SUPERNASA merupakan formula alami yang khusus menyediakan semua unsur hara essensial bagi tanaman. Selain itu fungsi dari pupuk SUPERNASA adalah membantu meningkatkan dan memperbaiki kualitas tanah secara fisik dan khemis. Secara biologis pupuk SUPERNASA sangat membantu perkembangan mikroorganisme di dalam tanah yang bermanfaat bagi tanaman. Di samping itu pupuk SUPERNASA juga dapat mengurangi jumlah penggunaan pupuk NPK sekitar 25% - 40%.

Secara lebih spesifik pupuk SUPERNASA sangat berperan dalam meningkatkan kualitas produksi tanaman, membantu melarutkan sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman, serta memacu pertumbuhan tanaman. (Klik di sini untuk melihat spesifikasi produk SUPERNASA).

Penyiangan
Ada pun untuk penyiangan pun sangat penting dilakukan, mengìngat biasanya tanaman albasia yang masih kecil biasanya tidak kuat apabila dirambati terlalu banyak rumput merambat atau rumput galunggung. Jadi hal ini pun penting dilakukan secara berkala sebulan sekali, mengingat rumput tersebut daya rambatnya yang cepat.

Penggemburan Tanah
Penggemburan tanah atau pendangiran di sekitar tanaman tersebut juga sangat diperlukan sampai tanaman albasia tersebut berumur 1 tahun. Hal ini bertujuan agar akar tanaman dapat leluasa dan lebih mudah menjangkau unsur hara di dalam tanah. Biasanya penggemburan tanah dilakukan dengan cara dicangkul di sekitar tanaman dengan jarak 0.5 meter. Dan akan sangat baik apabila tanah yang telah digemburkan tersebut selanjutnya ditimbun pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan GLIO.

GLIO sendiri merupakan pengendali hama dan penyakit alami yang diformulasikan secara khusus untuk membantu mengendalikan dan mencegah serangan jamur pada akar tanaman sengon yang sering membuat tanaman albasia muda mati. (Klik di sini untuk melihat spesifikasi produk GLIO)

Penyemprotan
Penyemprotan juga penting pada tanaman usia di bawah 1 tahun. Hal ini agar tanaman terhindar serangan hama cendawan yang biasanya menyerang pada ujung atau pucuk tanaman sengon. Sehingga penyemprotan pestisida baik organik maupun kimia juga penting dilakukan secara berkala sebagai aktivitas pengontrolan secara rutin.

Penyemprotan pestisida ini bisa dibarengi dengan penyemprotan pupuk daun, terutama pada tanaman muda di bawah usia 1 tahun. POC NASA merupakan pupuk daun yang sangat direkomendasikan dalam hal ini. POC NASA dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap pada tanaman sengon muda. Di mana POC NASA ini mampu memberikan semua jenis asupan unsur makro dan unsur mikro lengkap melalui stomata daun. (Untuk melihat spesifikasi produk POC NASA bisa klik disini)

Disarankan apabila hendak melakukan penyemprotan pupuk daun sebaiknya dilakukan pada pagi hari di bawah jam 10.00. Sebab pada waktu tersebut adalah situasi di mana kondisi stomata (mulut daun) terbuka untuk melakukan fotosintesis atau pemasakan nutrisi. Sehingga apabila penyemprotan tersebut dilakukan pada pagi hari, maka nutrisi yang disemprotkan pada tanaman akan langsung dimasak oleh daun dan dimanfaatkan untuk pertumbuhannya.

Demikian beberapa cara perawatan tanaman albasia berdasarkan hasil pengalaman dari banyak petani dan pengusaha budidaya tanaman sengon atau albasia yang sukses. Semoga bermanfaat.

TEKNIK BUDIDAYA PEPAYA

Teknik budidaya pepaya praktis menjadi hal yang sangat penting ketika Anda menggeluti budidaya tanaman pepaya. Dengan teknik budidaya yang tepat dan terarah, diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Tanaman pepaya merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 – 1000 mdpl, curah hujan 1000 – 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 – 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7.

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya

A. PEMBIBITAN PEPAYA

  1. Persyaratan Bibit/Benih
    • Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
    • Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
  2. Penyiapan Benih
    Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan POC NASA 2 cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 30 gram Natural GLIO.
  3. Teknik Penyemaian Benih
    • Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
    • Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
  4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 – 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan POC NASA seminggu sekali dosis 2 tutup/tangki
  5. Pemindahan Bibit
    Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 – 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.

B. PENGOLAHAN MEDIA TANAM

  1. Persiapan
    Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.
  2. Pembentukan Bedengan
    • Bentuk bedengan berukuran lebar 200 – 250 cm, tinggi 20 – 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.
    • Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
  3. Pengapuran
    Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
  4. Pemupukan
    Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang atau dengan Pupuk Organik Padat SUPERNASA.

C. TEKNIK PENANAMAN PEPAYA

  1. Pembuatan Lubang Tanam
    • Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 – 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang – lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman.
    • Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang – lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.
  2. Cara Penanaman
    Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.

D. PEMELIHARAAN TANAMAN PEPAYA

  1. Penjarangan dan Penyulaman
    Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
  2. Penyiangan
    Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  3. Pembubunan
    Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  4. Pemupukan
    Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.
    Cara pemberian pupuk:
    • Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
    • Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
    • Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl
    • Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl
    • Siramkan SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
    • Lakukan penyemprotan POC NASA dosis 3 tutup / tangki setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan
    • Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 – 4 tutup ditambahHORMONIK dosis 1 – 2 tutup / tangki.
    • Penyemprotan hati – hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan.
  5. Pengairan dan Penyiraman
    Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.

E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PEPAYA

  • Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 – 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
    Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian
    Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.
  • Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivoradan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya.
    Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.
  • Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati.
    Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam

F. PANEN DAN PASCA PANEN

  1. Ciri dan Umur Panen
    Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
  2. Cara Panen
    Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan “songgo” (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).
  3. Periode Panen
    Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.
Itulah beberapa hal penting dalam teknis budidaya pepaya yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan Anda terutama yang menggeluti budidaya pepaya.

Rabu, 26 Maret 2014

TEKNIK PENYADAPAN KARET



Karet merupakan komoditas unggulan Negara Indonesia. Luas perkebunan karet rakyat yang luas. Komoditas ini merupakan sumber mata pencaharian pokok dan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat.

Produktivitas karet rakyat di Indonesia masih rendah, Rendahnya produktivitas karet rakyat diantaranya disebabkan oleh tehnik penyadapan yang kurang benar.

Penyadapan adalah suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang terdapat di dalam tanaman karet keluar. Kesalahan dalam melakukan penyadapan akan mengakibatkat kerugian yang besar juga akan mengakibat timbulnya penyakit kering alur sadap dan keruguan lainnya.

Teknik Penyadapan Karet

1. Menentukan Matang Sadap

a. Matang Sadap Pohon
Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5- 6 tahun atau lilit batang sudah mencapai 45 cm diukur 100 cm di atas pertauatan okulasi (DPO).

b. Matang Sadap Kebun
Apabila jumlah tanaman matang sadap sudah mencapai >60%. Misalkan 1 ha kebun karet berisi 555 batang (jarak tanam 6 x 3 m), maka matang sadap kebun bila pohon matang sadap sudah mencapai 333 batang.

2. Persiapan Buka Sadap

Alat – Alat yang diperlukan untuk melakukan persiapan buka sadap adalah sebagai berikut :
Meteran kain dan meteran kayu
Mal Sadap
Kayu panjang 130 cm dengan plat seng lebar 6 cm, panjang 50 – 60 cm dipakukan pada ujung kayu dengan sudut 120
Pisau Mal besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu mengambar bidang sadap.
Talang Sadap yaitu seng lebar 2.5 cm; panjang 8 cm berguna untuk mengalirkan lateks ke mangkuk sadap
tali cincin untuk mencantolkan cincin mangkuk kebatang karet.
Cincin mangkuk,terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakan mangkuk sadap
Mangkuk sadap untuk menampung lateks
Pisau sadap bisa pisau sadap tarik dan atau pisau sadap dorong

3. Penggambaran bidang sadap

Penggambaran bidang sadap dilakukan pada pohon yang sudah matang sadap yang ditetapkan berdasarkan;
Tinggi bukan sadap,
Arah dan sudut kemiringgan irisan sadap,
Panjang irisan sadap, dan
Letak bidang sadap.

Penggambaran bidang sadap tanaman okulasi tidak sama dengan tanaman yang berasal dari biji. Penggambaran bidang sadap pada tanaman okulasi setinggi 130 cm DPO dan tanaman seeding setinggi 100 cm. Arah penyadapan dari arah kiri atas kekanan bawah agar pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut 3.70 dengan bidang datar.

Sudut kemiringan bidang sadap bawah sudutnya 30 – 400 terhadap bidang datar dan bidang sadap atas:sudutnya 450. Kemiringan irisan sadap Berpengaruh pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong dan aliran lateks kearah mangkuk sadap. Panjang irisan
sadap (PIS) dipengaruhi oleh :
Produksi dan pertumbuhan
Konsumsi Kulit
Keseimbangan produksi jangka panjang
Kesehatan tanaman. Anjuran PIS:1/2 S (Irisan miring sepanjang ½ spiral lingkar batang).
Letak bidang sadap
Arah timur barat (pada jarak antar tanaman yang sempit) untuk mempercepat penyadapan dan mudah dikontrol.

4. Pemasangan Talang Sadap Dan Mangkuk Sadap

Talang sadap dipasang dibawah ujung irisan sadap bagian bawah dengan tujuan agar tidak menggangu penyadapan, lateks dapat mengalir dengan baik dan tidak banyak meninggalkan bekuan. Selanjutnya mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke batang.

5. Pelaksanaan Penyadapan

Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1 – 1.5 mm dari kambium dengan ketebalan sadap sekitar 1,5 – 2,0 mm. Penentuan frekuensi penyadapan berkaiatan dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan dimana panjang irisan : ½ S dan frekuensi penyadapan 2 tahun pertama 3 hari sekali, tahun selanjutnya 2 hari sekali. Panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas. Waktu penyadapansebaiknya dilakukan jam 5.00


Alamat:
Jl. Pasar Pisang 24
Kec.Bantarsari, Kab. Cilacap
(Belakang Stasiun Gandrungmangu)
HP:

sms...........0813.9300.2401,
wtApp.......0897.232.0655



Minggu, 02 Maret 2014

PEMUPUKAN SAWIT


Ilustrasi pemupukan kelapa sawit
Sekali pun sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah membersihkan “piringan” pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh ditumbuhi rumput. Supaya tanaman kelapa sawit tetap tumbuh subur dan berbuah lebat, diperlukan pemupukan kelapa sawit.

Pemupukan kelapa sawit dalam hal ini tidak bisa dilakukan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik sebaiknya dapat memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran. Sehingga proses pemupukan kelapa sawit bisa berjalan dengan baik. Dengan kata lain dalam pemupukan kelapa sawit juga harus diperhatikan prosedurnya untuk hasil yang maksimal.s

Pemupukan kelapa sawit dilakukan 2 – 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan kelapa sawit pada tanah berpasir atau lahan gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan kelapa sawit yang lebih banyak. Pemupukan kelapa sawit yang banyak mungkin baik bagi tanaman sawit, tetapi perlu dipikirkan dari sisi ekonomisnya juga.

Metode dan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit

Bagi pemilik perkebunan kelapa sawit, prosedur pemupukan kelapa sawit mungkin sudah tidak asing lagi, tetapi terkadang meskipun sudah berkebun kelapa sawit dan sudah melakukan pemupukan kelapa sawit masih saja ada kelapa sawit yang tidak tumbuh dengan baik. Atau Anda sering kali mengalami gagal panen dikarenakan buah kelapa sawit yang kurang maksimal, apalagi bagi Anda yang belum atau ingin membuka perkebunana kelapa sawit perlu mengetahui prosedur pemupukan kelapa sawit ini.

Pemupukan kelapa sawit merupakan salah satu proses yang sangat penting untuk mempertahankan produksi buah kelapa sawit. Pohon kelapa sawit ini berbuah sekitar dua minggu sekali, atau dengan kata lain pemilik kebun kelapa sawit akan panen kelapa sawit setiap dua minggu sekali. Namun, setiap periode dua minggu tersebut bukan tidak mungkin buah yang dihasilkan tidak sama. Terkadang dua minggu pertama panen besar, tetapi selang dua minggu ke empat agak menurun. Hal ini bisa saja disebabkan dari prosedur pemupukan kelapa sawit yang belum maksimal.

Siapa yang tidak ingin melihat hasil panen kelapa sawitnya bertahan setiap kali panen atau malah bertambah?
Semuanya pasti menginginkan hasil panen yang maksimal setiap kali panen. Selain perawatan membersihkan piringan pada tanaman sawit, memberihkan rumput dibawah batang berjarak satu meter disekelilingnya, melakukan dodos tandan, tentu saja pemupukan kelapa sawit tidak boleh ditinggalkan.

Tidak semua petani kelapa sawit berhasil mempertahankan prosedur pemupukan kelapa sawit setiap saat, karena ada kalanya proses pemupukan kelapa sawit tidak berjalan dengan baik. Bahkan ada juga yang sering kali gagal melakukan pemupukan kelapa sawit, sampai harus mengganti pupuk. Kegagalan tersebut dikarenakan minimnya atau ketidaktahuan dalam memberikan dosis pada saat proses pemupukan kelapa sawit berlangsung. Lalu bagaimana metode memberikan dosis untuk proses pemupukan kelapa sawit ini?

Berikut beberapa metode memberikan dosis untuk pemupukan kelapa sawit:
Pemupukan boleh dilakukan dengan menggunakan metode atau sistem tebar dan sistem benam. Petani kelapa sawit harus memperhatikan metode mana yang cocok untuk kebun kelapa sawitnya. Jika tidak menerapkan metode yang tepat, kemungkinan panen yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan.
Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda kelapa sawit, sedangkan untuk tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau dewasa, pemupukan kelapa sawit diberikan pada jarak antara 1 – 2,4 meter.
Pada sistem benam (pocket), pemupukan kelapa sawit diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon kelapa sawit. Lalu lubang ditutup lagi supaya pupuk meresap. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir mudah mengalami erosi.
Metode pemupukan kelapa sawit bisa dilakukan dengan cara-cara manual atau modern.
Cara pemupukan kelapa sawit manual dengan menggunakan tenaga manusia dan satu persatu. Sedangkan cara pemupukan kelapa sawit modern menggunakan pesawat terbang atau bisa juga menggunakan traktor. Selama ini pemupukan kelapa sawit secara manual adalah yang paling umum dilaksanakan karena lebih murah dan lebih teliti.
Pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan.
Apabila pemupukan kelapa sawit menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.
Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit

Dosis dan metode pemupukan kelapa sawit sudah kita pelajari dari penjelasan di atas. Apa yang telah di uraikan tersebut tidak akan berhasil jika kita tidak mencobanya. Untuk mencoba metode dan dosisi pemupukan kelapa sawit tersebut tidak perlu dilakukan secara besar-besaran langsung, tetapi dilakukan terlebih dahulu dengan cara yang sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan dalam pemupukan kelapa sawit yang akan dilakukan, dan tentu saja untuk menghindari kegagalan.

Pada dasarnya pemupukan kelapa sawit tidak perlu dilakukan secara berlebihan, cukup dengan cara yang sederhana, Anda sudah bisa mendapatkan hasilnya. Satu hal yang terpenting pada saat melakukan pemupukan kelapa sawit ini adalah ketekunan dan ketelitian. Dosis yang dibuat jika tidak sesuai dengan takarannya yang tepat akan berdampak buruk pada pohon kelapa sawit. Demikian juga halnya dengan aturan pemberian pupuk yang terlalu sering juga tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

Terutama bagi Anda yang baru merintis membuka perkebunan kelapa sawit, sebaiknya yang Anda lakukan adalah melakukan pemupukan kelapa sawit dengan cara yang sederhana. Bagaimana cara sederhana melakukan pemupukan kelapa sawit itu?

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan pada saat pemupukan kelapa sawit:
Bersihkan terlebih dahulu “piringan” pada tanaman kelapa sawit dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandan buah sawit. Sehingga pemupukan kelapa sawit yang akan dilakukan bisa berjalan mulus dan meresap maksimal ke dalam pohon kelapa sawitnya.
Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon kelapa sawit sampai pinggiran melingkar. Lakukan hal yang sama untuk semua pohon kelapa sawit yang berada di areal datar tersebut secara merata.
Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan. Artinya jangan menyebarkan pupuk yang bukan semestinya atau tidak ditempatnya, karena akan mempengaruhi proses pemupukan kelapa sawit yang dilakukan.
Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekitar 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya.
Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang memiliki akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar dari kelapa sawit.
Pemupukan kelapa sawit yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya. Jadi sebelum melakukan pemupukan kelapa sawit, perhatikan pupuknya jika sudah berbentuk remah baru boleh disebarkan, tetapi jika belum, gumpalan pupuk harus kita hancurkan menjadi remah.
Gunakanlah selalu alat takaran pemupukan kelapa sawit supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya. Pupuk memang baik untuk merangsang pertumbuhan buah kelapa sawit, tetapi jika berlebihan bukannya baik malah akan berakibat buruk.
Tempat Penaburan Pupuk pada Kelapa Sawit

Nah, tempat untuk menabur pupuk atau lokasi yang dipilih sebagai tempat untuk melakukan pemupukan kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Bokoran
Ujung bokoran
Ujung pelepah
Cara Memupuk
Top dressing, disebar dari atau langsung ditabur di atas tanah.
Furrow application, di dalam rorak-rorak atau di pinggir guludan. Rorak atau guludan adalah gundukan dan saluran air.
Sub Soil placement, memupuk dengan cara dibenam.
Soil injection, dimasukkan dalam tanah dalam bentuk cairan.
Stem injection, dimasukkan ke dalam batang.
Nutritional spray, memupuk melalui daun.
Terakhir dan penting sekali diperhatikan. Pemupukan kelapa sawit harus dibedakan ketika tanaman sawit belum menghasilkan dan ketika tanaman sawit yang sudah menghasilkan. Kedua kondisi ini berbeda cara pemupukannya.

Untuk meningkatkan hasil dan kualitas kelapa sawit anda, sekarang sudah tersedia produk berkualitas karya anak bangsa.
SUPERNASA dan POWER NUTRITION.
Hanya dengan menambah 3-6kg produk tersebut, bisa miningkatkan bobot dan kualitas hasil panen



Nama : Heru Priyatno/mas EBEQ
Alamat:
Jl. Pasar Pisang 24
Kec.Bantarsari, Kab. Cilacap
(Belakang Stasiun Gandrungmangu)
HP:
sms...........0813.9300.2401,
wtApp......0897.232.0655
rek bni 0218349557 / an Heru Priyatno
rek bri 376601022773535 / an Heru Priyatno


Sabtu, 22 Februari 2014

MENJAGA ASET EMAS HIJAU KITA

MENJAGA ASET EMAS HIJAU KITA








Budidaya tanaman perkebunan sampai saat ini masih menggiurkan, karena hasilnya yang bernilai ekonomi tinggi.  Meski begitu, hendaknya pekebun tidak terlena, dan tetap berperilaku layaknya seorang “konsultan” bagi kebun sendiri. Gejala kekuningan/bintik2 kuning pada daun, bunga yang tak kunjung muncul, atau pelepah yang mulai mengering adalah salah satu cara tanaman berbicara pada kita. Disamping serangan jamur yang menggagalkan pembentukan buah, belum lagi serangan hama-hama lain yang juga turut berpartisipasi negatif bagi mutu dan kelangsungan produktifitas tanaman.

Adapun gejala umum setelah panen raya biasanya terkurasnya unsur2 hara tanah terutama Kalium yang diperparah dengan curah hujan tinggi mengakibatkan gejala daun berbintik kuning dan lambat laun mengering dan patah. Untuk itu bisa segera dilakukan pemupukan dolomite/pengaturan yang dilanjutkan dengan pemberian KCL atau KNO3. Untuk gejala tersebut pemupukan akan lebih baik lagi jika dilengkapi SUPERNASA dengan kebutuhan 5-6 kg/ha. Curah hujan sepanjang tahun iniserta kelembaban yang tinggi memacu munculnya serangan marasmius di ujung batang dan buah. Penanggulangannya perlu segera dilakukan penunasan/pruning dengan tetap mengacu pada umur tanaman. Dalam hal jumlah daun yang disisakan di pokok sehingga sinar matahari dapat menembus kebawah dan meningkatkan suhu mikro. Sedangkan terlambat berbuah adalah suatu gejala yang terjadi pada tanaman yang salah satunya akibat terlambat mendapatkan energy pengganti setelah terkuras dalam memproduksi buah. Untuk hal terakhir ini, penggunaan POWER NUTRITION secara rutin 4 bulan sekali dengan kebutuhan 5-6 kg/ha memberikan hasil yang menggembirakan. Karena memberikan “tenaga ekstra”hingga mampu mempertahankan kelangsungan berproduksi meskipun dalam kondisi iklim yang kurang mendukung (semisal kemarau panjang).

Di samping ketiga hal penting di atas ada satu hal lain yang juga tak kalah penting menyangkut serangan hama ulat api yang biasanya muncul ketika musim panas dimulai. Tingkat kerugian oleh sebab hama ini sangat besar, karena serangan parah akan mengakibatkan tanaman kehilangan daun dan fotosintesis tanaman terganggu sehingga akan menurunkan produksi hingga gagal panen. Problem ini patut diperhatikan dengan cara monitoring atau sensus ulat api sebelum kondisi makin parah. Penggunaan bahan kimia pengendali ulat api yang tidak bijaksana justru akan menimbulkan masalah baru diwaktu–waktu yang akan datang akibat kekebalan hama ataupun karena musnahnya musuh alami. Untuk tanaman karet selain pemupukan secara teratur dan berimbang, perlu juga diantisipasi serangan jamur akar putih terutama untuk tanaman tua atau lahan tanam ulang baru.

Sangat dianjurkan penggunaan  GLIO untuk mengurangi resiko dari serangan penyakit yang sangat berbahaya ini, yaitu dengan cara pengocoran GLIO pada daerah perakaran. Untuk tanaman yang belum menghasilkan umur 1–3 tahun (TBM 1–3) dengan takaran 1 pak GLIO untuk 25-50 pokok tiap 6 bulan sekali, sedang untuk selanjutnya cukup 1 kali setahun.

Jumat, 21 Februari 2014

LADA MEMBUSUK

Mengapa pangkal lada mengalami busuk ?






Setelah Perang Dunia ke -2, Lada Indonesia termasuk penghasil lada terbesar dunia,  saat ini produksinya tersaingi oleh Vietnam yang hampir 2 kalinya. Produktivitas tanaman  yang rendah dan produksi yang rendah memicu penurunan lada ini ditambah hadirnya penyakit penyakit yang sekarang menjadi penyebab utama hamper di semua kebun lada di Indonesia . Pemahaman tentang pupuk organik di kalangan petani lada yang belum popular ditambah pola budidaya dengan teknologi organik yang masih perlu dilakukan pendampingan.

Intensitas penyakit Busuk Pangkal Batang Lada ( BPBL ) yang disebabkan jamur pathogen Phytophthora capsici  bertambah seiring dengan perubahan cuaca yang ekstrem, yang sering terjadi beberapa waktu ini. Dari hasil penelitian serangan BPBL ini berkembang  pada  lingkungan gulma yang  banyak dibanding dengan  gulma sedikit.

Pada tanaman lada dikenal dua penyakit utama yang menyebabkan layu diantaranya layu cepat dan layu lambat. Namun, justru penyakit layu cepat atau yang dikenal BPBL ini yang lebih banyak merusak tanaman lada. Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada ini disebabkan oleh jamur patogen Phytophthora capsici. Kadang, petani seringkali terkecoh dan sulit membedakan gejala antara penyakit layu lambat dengan layu cepat tersebut. Padahal identifikasi gejala ini merupakan bagian penting dalam menentukan penyakit yang menyerang tanaman lada. Dan hal ini sangat mempengaruhi bagaimana cara dan strategi pengendaliannya. Gejala layu akibat serangan patogen busuk pangkal batang biasanya nampak seperti tanaman kekeringan, sedangkan akibat penyakit kuning, ditunjukkan dengan daun menggantung kaku dan makin lama makin mengarah ke batang tanaman.

Pencegahan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan kebersihan kebun dan pemangkasan tanaman naungan agar sinar matahari dapat masuk dan menghambat perkembangan jamur penyebab BPBL.

Pestisida organik yang ramah lingkungan dan saat ini masih yang terbaik di Indonesia adalah dengan aplikasi GLIO, untuk pencegahan pemakaian 1 kotak GLIO untuk 40 – 50 batang namun bila untuk pengobatan untuk 2- 30 batang dengan interval yang agak rapat.

Pestisida organik yang mengarah pada fungisida organik ini adalah produk andalah dari PT NATURAL NUSANTARA yang sudah mendapatkan sertifikasi nasional. Dan fungisida organik ini dapat mengatasi JAP pada karet, busuk buah pada tanaman kakao dan lainnya.

LADA MEMBUSUK

Mengapa pangkal lada mengalami busuk ?






Setelah Perang Dunia ke -2, Lada Indonesia termasuk penghasil lada terbesar dunia,  saat ini produksinya tersaingi oleh Vietnam yang hampir 2 kalinya. Produktivitas tanaman  yang rendah dan produksi yang rendah memicu penurunan lada ini ditambah hadirnya penyakit penyakit yang sekarang menjadi penyebab utama hamper di semua kebun lada di Indonesia . Pemahaman tentang pupuk organik di kalangan petani lada yang belum popular ditambah pola budidaya dengan teknologi organik yang masih perlu dilakukan pendampingan.

Intensitas penyakit Busuk Pangkal Batang Lada ( BPBL ) yang disebabkan jamur pathogen Phytophthora capsici  bertambah seiring dengan perubahan cuaca yang ekstrem, yang sering terjadi beberapa waktu ini. Dari hasil penelitian serangan BPBL ini berkembang  pada  lingkungan gulma yang  banyak dibanding dengan  gulma sedikit.

Pada tanaman lada dikenal dua penyakit utama yang menyebabkan layu diantaranya layu cepat dan layu lambat. Namun, justru penyakit layu cepat atau yang dikenal BPBL ini yang lebih banyak merusak tanaman lada. Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada ini disebabkan oleh jamur patogen Phytophthora capsici. Kadang, petani seringkali terkecoh dan sulit membedakan gejala antara penyakit layu lambat dengan layu cepat tersebut. Padahal identifikasi gejala ini merupakan bagian penting dalam menentukan penyakit yang menyerang tanaman lada. Dan hal ini sangat mempengaruhi bagaimana cara dan strategi pengendaliannya. Gejala layu akibat serangan patogen busuk pangkal batang biasanya nampak seperti tanaman kekeringan, sedangkan akibat penyakit kuning, ditunjukkan dengan daun menggantung kaku dan makin lama makin mengarah ke batang tanaman.

Pencegahan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan kebersihan kebun dan pemangkasan tanaman naungan agar sinar matahari dapat masuk dan menghambat perkembangan jamur penyebab BPBL.

Pestisida organik yang ramah lingkungan dan saat ini masih yang terbaik di Indonesia adalah dengan aplikasi GLIO, untuk pencegahan pemakaian 1 kotak GLIO untuk 40 – 50 batang namun bila untuk pengobatan untuk 2- 30 batang dengan interval yang agak rapat.

Pestisida organik yang mengarah pada fungisida organik ini adalah produk andalah dari PT NATURAL NUSANTARA yang sudah mendapatkan sertifikasi nasional. Dan fungisida organik ini dapat mengatasi JAP pada karet, busuk buah pada tanaman kakao dan lainnya.

Rabu, 08 Agustus 2012

Metilat Lem

Metilat lem Natural dari PT.Natural Nusantara berfungsi untuk menagkap lalat buah dan hewan pengganggu lainnya dengan cara memberikan aroma untuk daya tarik latlat buah agar menghinggapi Metilat lem ini. Ketika lalat buah sudah menghinggapi Metilat ini si Lalat buah akan terjebak. Sehingga pengendali lalat buah bisa tercapai dengan baik.

Cara Pakai:
Sediakan botol bekas dan kayu sekitar 1,5-2,5 meter, kemudian Botol tersebut di olesi Metilat lem ini. Pasang botol tersebut pada kayu yang telah disediakan tadi. tancapkan di sekitar kebun atau tanaman anda..
5 menit kemudian lalat buah pasti akan terperangkap

Aero 810

AERO-810 merupakan perekat-perata-pembasah terutama bagi pestisida (fungisida-insektisida-herbisida) juga untuk pupuk cair dengan fungsi antara lain :
  1. Meningkatkan efektifitas / daya kerja penyemprotan pestisida, pupuk dan hormon dengan melekatkan dan meratakan butiran semprot pada daun sehingga tidak mudah menetes/hilang dan tercuci oleh hujan.
  2. Menghemat pestisida, pupuk, hormon karena lebih banyak dan lama melekat/diserap di daun.
  3. Meningkatkan daya kerja pestisida untuk hama berperisai dan yang kulitnya mengandung lapisan lilin.
  4. Membantu membersihkan alat semprot dan tidak mengakibatkan penyumbatan nosel.
AERO-810 tidak banyak membentuk buih/busa, bersifat biodegradable, terurai secara alami sehingga aman bagi lingkungan.
Bahan Aktif :
  • Polioksi Etilen Alkil Fenolic Ether 810 g/l
Mekanisme Kerja :
  •  AERO-810 adalah bahan pencampur pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) atau pupuk cair agar tegangan permukaan air menjadi rendah sehingga pestisida/pupuk cair menyebar lebih rata, menempel lebih kuat dan meresap lebih cepat di daun.

Petunjuk Keamanan :
  • Hindarkan dari makanan, air minum, dan jangkauan anak – anak.

Beuveria Bassiana

Beuveria Bassiana atau biasa disebut Natural BVR merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman dari PT. Natural Nusantara. Natural BVR efektif dan efisien terhadap hama sasaran, tidak mematikan musuh alami, selaras keseimbangan alam, mudah dan relatif murah, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, mendukung program pertanian berkelanjutan.

Banyak para petani mengeluhkan tentang  hama  dan penyakit yang menyerang tanaman mereka,sehingga  petani cenderung memakai pestisida kimia yang efek nya membuat rasa kebal hama tsb.Oleh sebab itu PT NASA menghadirkan produk Pupuk Organik Nasa berupa  pestisida alami  yaitu 

Natural BVR yang merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman yang berbahan aktif Beauveria bassiana yang merupakan suatu cendawan yang sangat berperan aktif,efektif dan efisien terhadap hama sasaran, tidak mematikan musuh alami, selaras keseimbangan alam, mudah dan relatif murah, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, mendukung program pertanian berkelanjutan.Organik nasa ( Natural BVR) masuk melalui mulut serangga hama, kemudian tumbuh dan berkembang menghancurkan sistem organ dari dalam. 
BVR menempel pada kulit hama dan mengeluarkan enzim (Kitinase, Protease, Lipase) untuk menghancurkan kulit. BVR mengeluarkan racun (Beauvericin, Beauveroilides, Asam oksalat) untuk membunuh hama. 
Miselium tumbuh secara progresif dan muncul badan buah berwarna putih pada hama yang mati, jika hama terinfeksi tersinggung hama sehat, maka hama akan tertulari, penularan dapat melalui angin. Kematian hama berkisar + 4-8 hari setelah terinfeksi Natural BVR.

MENGAPA MENGGUNAKAN BVR
1. Efektif dan efisien terhadap hama sasaran
2. Tidak mematikan musuh alami
3. Selaras keseimbangan alam, mudah dan relatif murah
4. Aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan
5. Mendukung program pertanian berkelanjutan
Efektif untuk tanaman:
Padi,Cabai, Tomat, Kacang panjang, Buncis, Semangka, Kentang, Bawang Merah & Daun, Kubis, Apel, Mangga, Coklat.

HAMA yang bisa dikendalikan antara lain:
  1. Wereng (Nilaparvata sp.; Nephotettix sp.; Sogatella sp.),
  2. Penggerek batang padi ( Thryporhiza sp.;Chilo supressalis), 
  3. Walang sangit (Leptocorixa accuta) (sasaran utama)
  4. Thrips sp.;
  5. Aphis sp.; 
  6. Tungau, 
  7. Myzus sp.
  8. Kutu daun Thrips sp.
  9. Kutu dompolan.
  10. Penggerek Buah Coklat (PBK)

MEKANISME KERJA BVR
Natural BVR masuk melalui mulut serangga hama, kemudian tumbuh dan berkembang menghancurkan sistem organ dari dalam.Natural BVR menempel pada kulit hama dan mengeluarkan enzim (Kitinase, Protease, Lipase) untuk menghancurkan kulit.
Natural BVR mengeluarkan racun (Beauvericin, Beauveroilides, Asam oksalat) untuk membunuh hama. 
Miselium tumbuh secara progresif dan muncul badan buah berwarna putih pada hama yang mati, jika hama terinfeksi tersinggung hama sehat, maka hama akan tertulari, penularan dapat melalui angin. Kematian hama berkisar + 4-8 hari setelah terinfeksi Natural BVR.

Contoh hama yang terkena Beuveria Bassiana

Natural Glio (Gliocladium)

Pupuk Organik Nasa yang berupa Natural GLIO adalah pengendali penyakit alami yang berbahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma sp
Natural GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh Gliocladium, mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah. 

MENGAPA MENGGUNAKAN NATURAL GLIO :

  1. Mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman. 
  2. Mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh GLIO. 
  3. Mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit. 
  4. Aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan. 
  5. Selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
MEKANISME KERJA GLIO
Pupuk organik Nasa yang berupa Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan Natural GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen.

SASARAN
Cabai, Tomat, Kubis, Terong, Bawang merah, Bawang daun, Semangka, Melon,Kelapa sawit,Kakao,Karet dll.

PATHOGEN / Sumber Infeksi Penyakit
Fungsi/sasaran utama :
  • Rebah semai (Phytium sp. Rizoctonia sp.) 
  • Penyakit Layu (Fusarium sp. Pseudomonas sp.)

Fungsi/sasaran lainnya :
  • Penyakit Antraknosa (Colletrotichum sp. Gloeosporium sp.) 
  • Akar Gada/Bengkak (Plasmodiphora sp.)
Catatan :
    GLIO terutama bersifat prefentif (pencegahan)
    GLIO terutama mengendalikan penyakit yang berada di tanah

PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Penggunaan langsung, pada tanaman holtikultura dan pangan diberi 1 – 2 gr tiap tanaman pada lubang yang akan ditanami.
2. Penggunaan bersama pupuk kandang (lebih dianjurkan), 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg , diamkan + 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan sebagai pupuk dasar.
3. Tanaman terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala serangan pathogen, maka
1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos 2-3 kg lalu diamkan + 1 minggu baru digunakan, dosis 2-3 sendok makan pada tanaman terserang.
Catatan : waktu pemberian GLIO sore hari

Peringatan :
  • jangan dicampur dengan pestisida kimia 
  • Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Pengaruh Jamur Antagonis (Gliocladium sp) Dalam Mengendalikan Jamur Patogen Tular Benih Pada Tanaman Padi (Oryza sativa) 
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah jamur antagonis (Gliocladium sp.) dapat mengendalikan jamur patogen tular benih pada tanaman padi (Oryza sativa). 
Perlakuan yang diqunakan dalam penelitian ini adalah : Varietas Cisokan dan PB 42 diperlakukan dengan jamur Gliocladium sp. dan tanpa perlakuan. 

Parameter pengamatan yang dilakukan adalah: 
A). Di laboratorium yaitu; 
  1. Jenis-jenis jamur patogen tular benih. 
  2. Persentase daya kecambah, 
  3. Persentase benih terserang. 
B). Di Rumah Kaca yaitu: Persentase bibit terserang jamur. 

Hasil penelitian ditemukan 7 spesies jamur patogen tular benih yaitu: 
  1. Drechslera oryzae,
  2. Pyricularia oryzae, 
  3. Alternaria padwickii, 
  4. Fusarium moniliformae, 
  5. Fusarium raminiarum, 
  6. Cercospora oryzae, dan 
  7. Curvularia eragrostidis. 
Perlakuan Gliocladium sp. dapat menurunkan persentase benih terserang jamur patogen tular benih pada kedua varietas. Penurunan persentase serangan jamur pada varietas PB 42 adalah: 1.25 - 15.50 %. dan pada Varietas Cisokan adalah 2.25 - 7.75 %. Jamur Gliocladium sp. juga dapat meningkatkan persentase daya kecambah normal untuk kedua varietas yaitu 23 % untuk varietas PB 42 dan 29,65 % untuk varietas Cisokan.

Untuk melihat hasil selengkapnya tentang penelitian GLIOCLADIUM Sp, silahkan download di SINI.


Natural PENTANA


Natural PENTANA
merupakan salah satu alternatif pengendalian hama yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Dibuat dari saripati beberapa tumbuhan khusus dengan proses alami.

Keunggulan dari PENTANA, merupakan pengendali hama organik, mengendalikan hama sasaran secara cepat, mudah diaplikasikan di lapangan, tidak membunuh musuh alami, tidak mencemari lingkungan, mudah terurai (biodegradable).

KEUNGGULAN
  1. Merupakan pengendali hama organik
  2. Mengendalikan hama sasaran secara cepat
  3. Mudah diaplikasikan di lapangan
  4. Tidak membunuh musuh alami
  5. Tidak mencemari lingkungan
  6. Mudah terurai (biodegradable)
CARA PAKAI :
Campurkan 15 – 45 cc Pentana + 5 -10 cc Aero + sedikit air dalam wadah,aduk rata lalu tuangkan ke tangki semprot dan tambah air hingga penuh.

Pestona

PESTONA merupakan Pestisida Organik produksi PT. Natural Nusantara. Fungsi Pestona adalah sebagai pengendali hama tanaman alami pada tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman tahunan. 
Produk pengendali hama dari Natural Nusantara ini diproses dari hasil ekstraksi berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif yang merupakan pengendali hama dan penyakit alami. 

Zat aktif tersebut antara lain : 
  1. Azadirachtin, 
  2. Ricin (asam ricin),
  3. Polifenol, 
  4. Alkaloid, 
  5. Sitral, 
  6. Eugenol, 
  7. Annonain,
  8.  Nikotin 
Cara Kerja PESTONA
PESTONA tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin.
Selain itu berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakkan telur dan dapat bekerja secara kontak dan sistemik. PESTONA memiliki daya kerja dalam mengurangi nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak tanaman lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga/hama.

Beberapa fungsi zat yang terkandung pada PESTONA sebagai berikut:
Azadirachtin
Mampu mengendalikan beberapa jenis hama dan berperan sebagai fungisida, bakterisida, antivirus, dan moluskisida.
Formula ini tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh terhadap hama pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi,proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat perkawinan, komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin. Formula ini juga berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakan telur dan dapat bekerja secara sistematik.

Ricin [asam ricin]
Berfungsi untuk mengendalikan berbagai macam hama serangga, cendawan dan nematoda parasit tanaman.

Alkaloid
Bersifat toksin terhadap beberapa jenis serangga, pada umumnya untuk menanggulangi serangga hama gudang.

Polifenol
Bersifat untuk menghambat serangga hama dan pertumbuhan larva serangga menjadi pupa.

Sitral
Mampu mengendalikan serangga, khususnya hama gudang dan menghambat peletakan telur. Kandungannya bersifat sebagai penyebab desikasi pada tubuh serangga, yaitu apabila serangga terluka maka serangga akan terus-menerus kehilangan cairan tubuhnya.

Annonain
Berfungsi sebagai penolak serangga dan penghambat makan dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Kandungan ini dapat menanggulangi hama belalang dan ulat.

Eugenol
Berfungsi untuk mengendalikan lalat buah,kandungannya juga berperan sebagai fungisida yang disebabkan jamur.

Nikotin
Bersifat sebagai penolak serangga, fungisida,akarisida, yang bekerja secara racun kontak, perut dan pernafasan serta bersifat sistematik. Kandungan ini bisa mengendalikan beberapa macam penyakit tanaman dan nematoda.

HAMASASARAN
Wereng, Walang sangit, Penggerek batang, Belalang,Kepik, Thrips, Tungau, Ulat, dll.

SIFAT dari PESTONA
Mudah terurai (tidak beresidu) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan.

DOSIS
  • Larutkan 5 cc - 10 cc / 1 liter air (7-10 tutup/tangki). 
  • Aduk sampai merata.Semprotkan/gemborkan pada tanaman yang terkena serangan hama secara merata.
  • Untuk hasil yang maksimal sebaiknya tanaman disemprot/digembor sesering mungkin, minimal 3 (tiga) kali penyemprotan atau penggemborkan per musim.
  • Sebaiknya waktu penyemprotan/penggemborkan pada sore hari.



Greenstar

GREENSTAR merupakan terobosan Teknologi Pupuk Organik Modern Berbentuk Serbuk.  
Greenstar Murni terbuat dari bahan alami dengan fungsi multiguna. 
Greenstar mengandung lengkap unsur hara Makro & Mikro, serta di perkaya Dengan Hormon/ Zat Pengatur Tumbuh (Giberelin, Sitokinin & Auksin).

Serbuk GREENSTAR sudah terdiri dari POC Nasa dan Hormonik sehingga lebih mudah dan praktis.
Jika dikirim untuk teman atau untuk konsumen tidak terkendala diformulasi bentuk serbuk sehingga mudah dan praktis, terutama bila kita mengirim teman saudara dan konsumen yang terkendala larangan pengiriman dalam bentuk cair.
Greenstar berguna untuk semua jenis tanaman pangan, buah dan palawija.
Terobosan Baru Teknologi Pupuk Organik
Dengan menggunakan Greenstar, pupuk Makro (NPK) bisa diKurangi 25%. Greenstar dapat diaplikasikan pada tanaman semusim, tahunan, tanaman hias & Juga Pembibitan. Greenstar Juga Meningkatkan Produktivitas Secara Kuantitas & Kualitas Dengan tetap Manjaga Kelestarian Lingkungan/Tanah (Aspek K-3).
Greenstar dikemas unik, aplikasi lebih praktis & superekonomis. Isi per kotak 3 sachet.

Hormonik

HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk mendapatkan hasil panen optimal. HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. HORMONIK tidak membahayakan ( aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.

CARA PAKAI :
  1. Dosis : 1 – 2 cc HORMONIK per 1 liter air. 
  2. Penggunaan lebih optimal jika dicampur dengan POC NASA( dosis 1 ttp HORMONIK + + 3 ttp POC NASA ) per tangki. 
  3. Penggunaan dengan cara disemprotkan terutama pada daun tanaman hingga merata. 
  4. Tanaman semusim : mulai pertengahan usia tanaman hingga menjelang reproduksi, yaitu sebelum berbunga/ berumbi (3-6 kali semprot). Penggunaan semenjak awal tanam lebih baik. 
  5. Tanaman tahunan : 2-4 bulan sebelum berbunga/berbuah ( 3-6 kali semprot). 
  6. Unggas : 1 botol (500 cc) POC NASA / VITERNA Plus + 1 – 2 tutup HORMONIK, kemudian 1-2 cc campuran POC NASA/VITERNA Plus + HORMONIK dilarutkan dalam 1 liter air minum diberikan ke unggas (ayam) setiap hari satu kali.
Keguanaan :
1. Mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
2. Memacu dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan.
3. Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
4. Membantu pertumbuhan tunas .
5. Membantu pertumbuhan akar
6. Memacu pembesaran umbi.
7. Meningkatkan keawetan hasil panen.
8. Memacu dan meningkatkan bobot unggas/ternak.