Kamis, 27 Februari 2014

PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK UNTUK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADI


Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan konsumsi beras yang aman dikonsumsi semakin meningkat. Banyak sekali beras yang berlabel organik dijual di pasaran. Selain sudah mulai memiliki pangsa pasar yang luas, beras organik juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk biasanya. Keadaan ini memberikan rangsanngan tersendiri bagi para pelaku utama untuk berlomba-lomba menghasilkan beras organik.

Salah satu pertimbangan beralihnya mengkonsumsi beras organik yaitu penggunaan pestisida yang kurang bijaksana menjadikan tingkat residu pestisida yang terkandung didalamnya dapat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Tentunya dampak dari konsumsi beras non organik tidak langsung terasa melainkan melalui proses waktu yang cukup lama.

Sebagai jawaban dalam upanya pengurangan residu pestisida dalam makanan khusunya beras, maka solusi bijak yang bisa diterapkan yaitu dengan penggunan pestisida organik dalam pengendalian hama dan penyakit pada saat budidaya tanaman padi.

Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Dalam pengaplikasiannya pun pestisida organik ini relatif aman bagi petani.

Meskipun namanya pestisida organik, bahan-bahan yang digunakan untuk beberapa ramuan masih mengandung unsur lain seperti sabun detergen yang fungsinya sebagai pencampur dan peningkat daya bunuh. Namun demikian, persentasi bahan tersebut sangat kecil dan masih dibawah ambang bahaya, baik terhadap tanah maupun manusia.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA WERENG

A.Bahan
  1.Daun sirsak 1 genggam
  2.Rimpang jeringau 1 genggam
  3.Bawang putih 20 siung
  4.Sabun colek 20 gram
  5.Air 20 liter

B.Cara Pembuatan
Daun sirsak, rimpang jeringau, bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dalam 20 liter air selama dua hari. Setelah itu larutan disaring dengan kain halus.

C.Cara Pengaplikasian
Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, lalu disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT, PENGGEREK BATANG, DAN GANJUR

A.Bahan
  1.Daun mimba 1 kg
  2.Daun mindi 1 kg
  3.Sereh 2 batang
  4.Bawang putih 10 siung
  5.Bawang merah 10 siung
  6.Jahe 1 jari jempol
  7.Kunyit 1 jari jempol
  8.Kencur 1 jari jempol
  9.Alkohol 100 cc
  10.Cuka 100 cc
  11.Air cucian beras 1 liter

B.Cara Pembuatan
Daun mimba, daun mindi, bawang putih, bawang merah, jahe, kencur, kunyit, dan sereh ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam air cucian beras yang sudah dicampur dengan alkohol dan cuka. Campuran tersebut dibiarkan selama 2 minggu. Setelah itu, airnya disaring.

C.Cara Pengaplikasian
Setiap 0,25 liter cairan rendaman dicampur dengan 10 liter air, lalu disemprotkan ketanaman padi.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK COKELAT, BLAST, DAN TUNGRO

A.Bahan
  1.Urin sapi 2 liter
  2.Daun mimba 1 genggam
  3.Daun tembakau 1 genggam
  4.Kunyit 1 genggam
  5.Air 12 liter

B.Cara Pembuatan
Daun mimba, daun tembakau, dan kunyit dihaluskan. Setelah itu, bahan dimasukan dalam 12 liter air dan dibiarkan selama 14 hari. Selanjutnya, air rendaman ramuan tersebut disaring dan dicampur 2 liter urin sapi. Sebelum digunakan, urin sapi ini harus diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari.

C.Cara Pengaplikasian
Pengaplikasian ramuan pestisida ini dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa harus diencerkan terlebih dahulu.

Sumber : Andoko, Agus. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Jakarta : Penebar swadaya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar