Tampilkan postingan dengan label Pestisida Organik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pestisida Organik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Februari 2014

CARA PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN CABAI


"cara-pengendalian-membasmi-mengatasi-serangan-hama-tanaman-cabai-cabe-kutu-ulat-keriting-daun-lalat-buah-nematoda-thrips-tungau" 
Serangan hama seringkali membuat para petani atau pelaku usaha agrobisnis, khususnya tanaman cabai pusing. Hasil panen dari budidaya cabai bisa terancam habis akibat serangan hama yang seringkali datang tiba-tiba. Berikut ini disajikan beberapa cara efektif pengendalian hama tanaman cabe dan penjelasan mengenai karakter hama yang banyak menyerang tanaman cabai.

Gangsir

Gangsir tanaman cabai atau cabe adalah Brachytrypes Portentosus. Hama ini biasanya menyerang tanaman cabai muda yang baru saja dipindahtanamkan. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan di siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan pestisida alami Pestona yang disiramkan dalam lubang tanam. Aplikasi pengendalian sebaiknya dilakukan pada sore hari. 2) Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan/penyiraman insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanam. Campurkan Aero 810 sebagai bahan pelarut untuk membantu bahan aktif pestisida tersebut lebih tahan lama berada di sekitar tanaman serta tidak mudah hilang tergerus air hujan. Aplikasi pengendalian sebaiknya dilakukan pada sore hari.

Ulat Tanah

Ulat tanah tanaman cabe adalah Agrotis Ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai di malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi dalam tanah atau di balik penutup plastik mulsa. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabe muda dengan cara memotong batangnya sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian. 1)  Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan pestisida alami Pestona yang disiramkan dalam lubang tanam. Aplikasi pengendalian sebaiknya dilakukan pada sore hari. 2) Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan/penyiraman insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanam. Campurkan Aero 810 sebagai bahan pelarut untuk membantu bahan aktif pestisida tersebut lebih tahan lama berada di sekitar tanaman serta tidak mudah hilang tergerus air hujan. Aplikasi pengendalian sebaiknya dilakukan pada sore hari.

Ulat Grayak

Ulat grayak tanaman cabai adalah Spodoptera Litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabe dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain, ulat ini menyerang tanaman cabai malam hari, sedang pada siang hari bersembunyi di balik mulsa atau di dalam tanah. Ulat grayak ini bersifat polifag. Pengendalian. 1)  Aplikasikan sejak awal mulai pada saat pembibitan bio pestisida Vitura untuk melindungi tanaman. 2) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan ulat grayak. 3)  Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Tambahkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna pestisida kimia tersebut dalam mengatasi serangan ulat grayak.

Ulat Buah

Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian. 1)  Aplikasikan sejak awal mulai pada saat pembibitan bio pestisida Vitura untuk melindungi tanaman. 2) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan ulat buah. 3)  Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Tambahkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna pestisida kimia tersebut dalam mengatasi serangan ulat buah.

Thrips

Thrips tanaman cabai adalah Thrips Parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabe yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang menjadi keriting, hingga akhirnya tanaman cabai tersebut menjadi kerdil. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan thrips penyebab keriting daun. 2)   Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna insektisida dalam mengatasi serangan thrips penyebab keriting daun.

Kutu Daun

Kutu daun tanaman cabe adalah Myzus Persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai terutama pada daun muda, kotorannya manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan kutu daun. 2)   Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna pestisida kimia tersebut dalam mengatasi serangan kutu daun.

Kutu Kebul

Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia Tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan kutu kebul. 2) Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan  insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna insektisida dalam mengatasi serangan kutu kebul tersebut.

Tungau

Tungau tanaman cabai adalah tungau kuning Pol Polphagotarsonemus lotus dan tungau merah Tetranychus cinnabarinus. Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabe yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan Pentana dengan cara aplikasi disemprotkan pada tanaman. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna Pentana dalam mengatasi serangan tungau. 2) Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan  insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna pestisida kimia tersebut dalam mengatasi serangan tungau.

Lalat Buah

Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus Dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva. Larva-larva ini kemudian menggerogoti buah cabai sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian. 1) gunakan perangkap lem lalat buah, yaitu Metilat Plus yang berbahan aktif metil eugenol yang sangat efektif untuk menarik perhatian lalat buah jantan. Semakin banyak perangkap lem Metilat di lahan tanaman cabe akan semakin efektif mengendalikan serangan lalat buah. Apabila lalat buah jantan sibuk tergoda dengan aroma Metilat Lem maka lalat buah betina tidak bisa dibuahi dan akhirnya juga mati. Pada perangkap lem Metilat tersebut juga bisa ditambahkan insektisida sehingga apabila lalat buah jantan terpancing pada perangkap tersebut akan langsung mati. 2) Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Campurkan Aero 810 untuk meningkatkan daya guna pestisida kimia dalam mengatasi serangan lalat buah.

Nematoda

Nematoda tanaman cabai adalah Meloidogyne Incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabe. Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Pengendalian. 1) Apabila serangan belum terlalu banyak, gunakan GLIO yang dicampur pupuk kandang dan tebarkan di sekitar lubang tanam. Penggunaan GLIO ini sebaiknya dimulai sejak awal penanaman atau pembibitan. 2) Apabila serangannya sudah melebihi ambang batas bisa dilakukan dengan pengendalian secara kimia, yaitu dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanam. Campurkan Aero 810 sebagai bahan pelarut untuk membantu bahan aktif pestisida tersebut lebih tahan lama berada di sekitar tanaman serta tidak mudah hilang tergerus air hujan. Aplikasi pengendalian sebaiknya dilakukan pada sore hari.

6 CARA TEPAT MENGENDALIKAN HAMA WERENG COKLAT


petani nyemprotTeknologi pengendalian semua hama sampai saat ini yang paling tepat adalah mengacu pada Pengendalian Hama Terpadu yang pencetusnya adalah Prof Dr Kasumbogo Untung Salah satu guru besar Universitas Gajah Mada. Pengendalian Hama Terpadu adalah tehnik pengendalian hama dengan cara menggabungkan beberapa cara pengendalian yang kompatibel.
Demikian juga untuk mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi kita juga harus menggunakan tehnik-tehnik dalam PHT. Adapun cara tepat mengendalikan hama wereng coklat pada tanaman padi adalah:
  1. Gunakanlah tanaman padi dengan varietas unggul tahan wereng (VUTW) sebagai contoh adalah IR 64, IR 72, IR 74, ciherang, cimelati dll
  2. Pergiliran varietas tanaman padi antar musim. Yang dimaksud pergiliran varietas antar musim adalah menanam varietas tahan saat musim hujan dan menanam varietas kurang tahan saat musim kemarau.
  3. Pergiliran variatas tanaman padi satu musim tanam. Cara ini dilakukan dengan menanam padi yang tahan wereng saat awal musim hujan dan menanam varietas yang kurang tahan (rentan) saat akhir musim hujan
  4. Menggunakan jamur musuh alami hama wereng coklat sebagai contoh yang sudah biasa dipraktekkan adalah menggunakan jamur Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria basiana
  5. Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba, cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll). Untuk memanfaatkan predator ini kita harus melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut.
  6. Penggunaan insektisida yang selektif, jangan sekali-kali menggunakan insektisida dari golongan piretroid sintetik (fastac, matador, decis, sidametrin, dll) karena justru akan meledakkan populasi. Kalau saya boleh merekomendasikan sikahkan gunakan yang mempunyai cara kerja sitemik sebagai contoh fipronil (regent) dan imidakloprit (imidagold, winder dan lain-lain). Bisa juga gunakan yang cara kerjanya unik yaitu menghambat proses ganti kulit sebagai contoh adalah aplaud. Jangan lupa dalam pengaplikasiannya semprotkan pada pangkal batang tanaman padi dengan dosis dan konsentrasi yang tepat

Jika berminat Gerbang Pertanian Juga menyediakan insektisida untuk mengendalikan hama wereng pada tanaman padi dengan harga yang sangat murah yaitu RP 30.000/ 100 gr. Insektisida tersebut adalah PROVIDOR 30 WP dengan bahan aktif Imidaklorprid 30 %.
sumber GERBANG PERTANIAN

PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK UNTUK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADI


Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan konsumsi beras yang aman dikonsumsi semakin meningkat. Banyak sekali beras yang berlabel organik dijual di pasaran. Selain sudah mulai memiliki pangsa pasar yang luas, beras organik juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk biasanya. Keadaan ini memberikan rangsanngan tersendiri bagi para pelaku utama untuk berlomba-lomba menghasilkan beras organik.

Salah satu pertimbangan beralihnya mengkonsumsi beras organik yaitu penggunaan pestisida yang kurang bijaksana menjadikan tingkat residu pestisida yang terkandung didalamnya dapat membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Tentunya dampak dari konsumsi beras non organik tidak langsung terasa melainkan melalui proses waktu yang cukup lama.

Sebagai jawaban dalam upanya pengurangan residu pestisida dalam makanan khusunya beras, maka solusi bijak yang bisa diterapkan yaitu dengan penggunan pestisida organik dalam pengendalian hama dan penyakit pada saat budidaya tanaman padi.

Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan maupun hewan. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Dalam pengaplikasiannya pun pestisida organik ini relatif aman bagi petani.

Meskipun namanya pestisida organik, bahan-bahan yang digunakan untuk beberapa ramuan masih mengandung unsur lain seperti sabun detergen yang fungsinya sebagai pencampur dan peningkat daya bunuh. Namun demikian, persentasi bahan tersebut sangat kecil dan masih dibawah ambang bahaya, baik terhadap tanah maupun manusia.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA WERENG

A.Bahan
  1.Daun sirsak 1 genggam
  2.Rimpang jeringau 1 genggam
  3.Bawang putih 20 siung
  4.Sabun colek 20 gram
  5.Air 20 liter

B.Cara Pembuatan
Daun sirsak, rimpang jeringau, bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dalam 20 liter air selama dua hari. Setelah itu larutan disaring dengan kain halus.

C.Cara Pengaplikasian
Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, lalu disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT, PENGGEREK BATANG, DAN GANJUR

A.Bahan
  1.Daun mimba 1 kg
  2.Daun mindi 1 kg
  3.Sereh 2 batang
  4.Bawang putih 10 siung
  5.Bawang merah 10 siung
  6.Jahe 1 jari jempol
  7.Kunyit 1 jari jempol
  8.Kencur 1 jari jempol
  9.Alkohol 100 cc
  10.Cuka 100 cc
  11.Air cucian beras 1 liter

B.Cara Pembuatan
Daun mimba, daun mindi, bawang putih, bawang merah, jahe, kencur, kunyit, dan sereh ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam air cucian beras yang sudah dicampur dengan alkohol dan cuka. Campuran tersebut dibiarkan selama 2 minggu. Setelah itu, airnya disaring.

C.Cara Pengaplikasian
Setiap 0,25 liter cairan rendaman dicampur dengan 10 liter air, lalu disemprotkan ketanaman padi.


RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK COKELAT, BLAST, DAN TUNGRO

A.Bahan
  1.Urin sapi 2 liter
  2.Daun mimba 1 genggam
  3.Daun tembakau 1 genggam
  4.Kunyit 1 genggam
  5.Air 12 liter

B.Cara Pembuatan
Daun mimba, daun tembakau, dan kunyit dihaluskan. Setelah itu, bahan dimasukan dalam 12 liter air dan dibiarkan selama 14 hari. Selanjutnya, air rendaman ramuan tersebut disaring dan dicampur 2 liter urin sapi. Sebelum digunakan, urin sapi ini harus diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari.

C.Cara Pengaplikasian
Pengaplikasian ramuan pestisida ini dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa harus diencerkan terlebih dahulu.

Sumber : Andoko, Agus. 2002. Budi Daya Padi Secara Organik. Jakarta : Penebar swadaya..

Rabu, 04 September 2013

Agens Hayati Corrin



Deskripsi Produk
CORRIN adalah Pestisida Biologi atau Agens Hayati dari PT Natural Nusantara (NASA) berbasis bakteri Antagonis (Corynebacterium) yang sangat efektif untuk mengendalikan penyakit-penyakit utama pada tanaman padi dan sayuran.

Fungsi Utama Agens Hayati CORRIN

Mengendalikan penyakit Hawar Daun (HDB) atau penyakit Kresek pada padi yang disebabkan bakteri patogen Xamthomonas oryzae
Mengendalikan penyakit Hawar Daun Jingga yang disebabkan oleh Bacterial Red Stripe (BRS)
Mengendalikan penyakit Blast (Pyricularia Oryzae)
Mengendalikan penyakit Bercak Daun (Cercospora)
CORRIN dapat juga digunakan untuk mengendalikan penyakit-penyakit layu pada sayuran (Fusarium), Akar Gada pada kobis (Plasmodiophora brassicae) dan Layu pada pisang (Fusarium).

Cara Penggunaan CORRIN Pestisida Biologi

JENIS DOSIS SERBUK DOSIS CAIR CARA WAKTU
Benih 2-4 gr/lt 5 cc/lt Rendam Sebelum semai
Padi 2-4 gr/lt 5 cc/lt Semprot 14, 28 & 42 HST
Sayuran 3-5 gr/lt 5-10 cc/lt Semprot 10-20 hari sekali
Keterangan:

Perendaman benih selama + 15 menit
Penyemprotan paling baik dilakukan sore hari
Dilarang untuk mencampur CORRIN dengan pestisida kimia
Sprayer dibersihkan dari sisa-sisa pestisida kimia sebelum digunakan
Agens Hayati / Pestisida Biologi CORRIN tersedia dalam 2 kemasan, yaitu:

Kemasan Serbuk
Isi/Berat: 100 gr
Harga: Rp. 40.000
Kemasan Cair 500cc

Rabu, 08 Agustus 2012

Natural PENTANA


Natural PENTANA
merupakan salah satu alternatif pengendalian hama yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Dibuat dari saripati beberapa tumbuhan khusus dengan proses alami.

Keunggulan dari PENTANA, merupakan pengendali hama organik, mengendalikan hama sasaran secara cepat, mudah diaplikasikan di lapangan, tidak membunuh musuh alami, tidak mencemari lingkungan, mudah terurai (biodegradable).

KEUNGGULAN
  1. Merupakan pengendali hama organik
  2. Mengendalikan hama sasaran secara cepat
  3. Mudah diaplikasikan di lapangan
  4. Tidak membunuh musuh alami
  5. Tidak mencemari lingkungan
  6. Mudah terurai (biodegradable)
CARA PAKAI :
Campurkan 15 – 45 cc Pentana + 5 -10 cc Aero + sedikit air dalam wadah,aduk rata lalu tuangkan ke tangki semprot dan tambah air hingga penuh.

Pestona

PESTONA merupakan Pestisida Organik produksi PT. Natural Nusantara. Fungsi Pestona adalah sebagai pengendali hama tanaman alami pada tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman tahunan. 
Produk pengendali hama dari Natural Nusantara ini diproses dari hasil ekstraksi berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif yang merupakan pengendali hama dan penyakit alami. 

Zat aktif tersebut antara lain : 
  1. Azadirachtin, 
  2. Ricin (asam ricin),
  3. Polifenol, 
  4. Alkaloid, 
  5. Sitral, 
  6. Eugenol, 
  7. Annonain,
  8.  Nikotin 
Cara Kerja PESTONA
PESTONA tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin.
Selain itu berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakkan telur dan dapat bekerja secara kontak dan sistemik. PESTONA memiliki daya kerja dalam mengurangi nafsu makan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau mencegah OPT merusak tanaman lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga/hama.

Beberapa fungsi zat yang terkandung pada PESTONA sebagai berikut:
Azadirachtin
Mampu mengendalikan beberapa jenis hama dan berperan sebagai fungisida, bakterisida, antivirus, dan moluskisida.
Formula ini tidak membunuh hama secara cepat, tetapi berpengaruh terhadap hama pada daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi,proses ganti kulit, hambatan pembentukan serangga dewasa, menghambat perkawinan, komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin. Formula ini juga berperan sebagai zat pemandul, mengganggu proses perkawinan serangga hama, menghambat peletakan telur dan dapat bekerja secara sistematik.

Ricin [asam ricin]
Berfungsi untuk mengendalikan berbagai macam hama serangga, cendawan dan nematoda parasit tanaman.

Alkaloid
Bersifat toksin terhadap beberapa jenis serangga, pada umumnya untuk menanggulangi serangga hama gudang.

Polifenol
Bersifat untuk menghambat serangga hama dan pertumbuhan larva serangga menjadi pupa.

Sitral
Mampu mengendalikan serangga, khususnya hama gudang dan menghambat peletakan telur. Kandungannya bersifat sebagai penyebab desikasi pada tubuh serangga, yaitu apabila serangga terluka maka serangga akan terus-menerus kehilangan cairan tubuhnya.

Annonain
Berfungsi sebagai penolak serangga dan penghambat makan dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Kandungan ini dapat menanggulangi hama belalang dan ulat.

Eugenol
Berfungsi untuk mengendalikan lalat buah,kandungannya juga berperan sebagai fungisida yang disebabkan jamur.

Nikotin
Bersifat sebagai penolak serangga, fungisida,akarisida, yang bekerja secara racun kontak, perut dan pernafasan serta bersifat sistematik. Kandungan ini bisa mengendalikan beberapa macam penyakit tanaman dan nematoda.

HAMASASARAN
Wereng, Walang sangit, Penggerek batang, Belalang,Kepik, Thrips, Tungau, Ulat, dll.

SIFAT dari PESTONA
Mudah terurai (tidak beresidu) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan.

DOSIS
  • Larutkan 5 cc - 10 cc / 1 liter air (7-10 tutup/tangki). 
  • Aduk sampai merata.Semprotkan/gemborkan pada tanaman yang terkena serangan hama secara merata.
  • Untuk hasil yang maksimal sebaiknya tanaman disemprot/digembor sesering mungkin, minimal 3 (tiga) kali penyemprotan atau penggemborkan per musim.
  • Sebaiknya waktu penyemprotan/penggemborkan pada sore hari.