Agen Resmi Produk PT. Natural Nusantara dan kumpulan Teknis Budidaya dengan teknologi NASA.
Rabu, 23 Oktober 2013
MARI TINGKATKAN HASIL PANEN
Meski semua komponen teknologi budidaya padi sawah terkini sudah disosialisasikan oleh BPTP Jatim kepada petugas dan petani di Jatim, namun masih ditemui kendala dalam penerapannya. Beberapa kesulitan juga dikeluhkan oleh petani.
Penelusuran terhadap keluhan itu oleh salah seorang peneliti BPTP Jatim (Ir. Rohmat Budiono, MP) menghasilkan resep yang disebutnya “Cara Cerdas Budidaya Padi”. Menurut Rohmat, kendala dan kesulitan itu lebih kepada kesalahan persepsi yang berbeda diantara peneliti, PPL, dan petani , serta kesalahan secara teknis dalam penerapan teknologi di lapangan.
Ditambahkannya, ada lima hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai produksi yang diharapkan. Pertama, bibit yang ditanam harus berumur muda, maksimal 15-18 hari. Umumnya petani enggan menanam bibit muda dengan alasan ukurannya terlalu kecil. Dalam hal itu, penyuluh hendaknya menjelaskan keuntungan tanam bibit muda itu.
Kedua, cara tanam harus menggunakan jajar legowo 2:1. Pada umumnya petani mengeluhkan peningkatan biaya tanam jajar legowo. Sebab, dengan jajar legowo, populasi meningkat dari 250.000 menjadi 360.000 tanaman/ha (44%). Namun petani belum dipahamkan, bahwa jajar legowo memberi keuntungan yaitu (1) semua tanaman menjadi tanaman tepi, sehingga produktivitas per rumpun meningkat, (2) pemupukan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran, (3) mengurangi biaya tenaga penyiangan lebih dari 50% (dengan alat landak/osrok), (4)pengendalian hama dan penyakit lebih mudah dilakukan.
Agar manfaat itu bisa diperoleh, haruslah disepakati bahwa yang disebut jajar legowo haruslah sistem 2:1, bukan yang lain (4:1 atau 5:1). Untuk mengurangi keluhan petani tentang kerumitan dalam tanam jajar legowo, BPTP Jatim telah mengenalkan Atajale (Alat tanam jajar legowo).
Ketiga, dalam penentuan dosis pupuk sangat dianjurkan mengacu kepada BWD (bagan warna daun) dan PUTS (perangkat uji tanah sawah). Jika ada koneksi internet, rekomendasi pemupukan dapat disempurnakan dengan mengakses layanan online di alamat webapps.irri.org/nm/id/.
Keempat, petani berpendapat bahwa jajar legowo mengakibatkan peningkatan gulma. Keluhan ini bisa diatasi dengan penggunaan osrok sebagai alat bantu penyiangan. Dengan jajar legowo, penyiangan menggunakan osrok cukup dilakukan searah. Sedangkan jika menggunakan jajar tanam tegel, penyiangan dilakukan secara silang. Penggunaan osrok dapat menghemat biaya penyiapan sekitar 50%.
Dianjurkan, penyiangan tidak menunggu gulma tumbuh besar. Selain memudahkan, penyiangan dengan osrok juga berfungsi menggemburkan (jawa: dangir) tanah.
Kelima, perlu diperhatikan umur panen yang tepat, karena antar varietas berbeda-beda. Perontokan gabah dengancara gebok, tidak dianjurkan. Sebaiknya menggunakan alat perontok, baik yang tipe peda maupun menggunakan mesin.
Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar