Senin, 02 September 2013

Pakan Lele Organik Sebagai Alternatif Pakan Lele Yang Murah

Budidaya Ikan Lele Organik Dengan Pakan Rumput Azolla



Melambungnya harga pakan pabrikan dengan harga jual yang tidak sebanding dengan harga pakan sangat memberatkan petani lele. Sudah sangat banyak petani lele yang gulung tikar, dan banyak juga yang beralih budidaya ke ikan lain yang lebih mudah.
Padahal prospek ikan lele semakin hari semakin diminati bahkan tidak hanya di dalam negeri akan tetapi sampai ke mancanegara. Saya pribadi sebagai pemilik Pemilik kolamsudah banyak mendengar keluhan langsung dari petani lele. Belum lagi timbulnya permasalah teknis seperti ikan lele mati mendadak, kematian tinggi, penyakit dll yang akan menurunkan hasil produksi.
Lalu apakah harus terus seperti ini?

Yang harus dirubah adalah pola pikir dari petani itu sendiri.Mengapa??? Sejak era revolusi hijau dan order baru dengan berbagai macam penemuan teknologi, petani diindonesia sudah dibiasakan dengan teknik budidaya yang instan dan cepat. Pupuk kimia untuk meningkatkan hasil, pestisida kimia untuk membasmi tuntas hama, di perikanan penggunaan pelet yang mudah dan cepat, pemberian obat kimia pada ikan yang sakit, pemberian antibiotik pada pembudidaya udang,semua itu adalah tehnik budidaya yang instan. Hasilnya bisa diliat pada saat ini...peledakan hama, berkurangnya kesuburan tanah, pelandaian hasil produksi, ditolaknya udang eskpor indonesia akibat kandungan antibiotik yang tinggi, pakan yang melambung tinggi, kematian ikan yang semakin  banyak.
Padahal sesuai dengan filosofi yang sudah saya sampaikan "ALAM TIDAK TERBURU-BURU,ALAM BUTUH WAKTU, NAMUN ALAM AKAN MEMBERIKAN SESUATU YANG KITA BUTUHKAN." (Bapak gunawan)
e
Kemudian muncullah solusi yang dianalogikan untuk kembali ke alam (GO GREEN) .Pakan pabrikan dibuat lebih sebagai pakan pendamping saja jangan dijadikan pakan utama. Bahkan bisa 100% tanpa pakan pabrikan. Dicarilah solusi pakan alternatif dan pakan alami.
Haruslah kita bijak dalam membudidaya, jangan hanya karena kita ingin keuntungan cepat, memberi sesuatu yang instan kepada ikan, selalu bernafsu ikan cepat besar sesuai keinginan kita. TAPI..apakah kita sudah memberikan lingkungan hidup yang TEPAT untuk kehidupan ikan kita? Apakah kita hanya petani ikan yang rakus tanpa menghiraukan lingkungan hidup ikan yang kita pelihara? sama halnya seperti kita, jika kita tinggal ditempat yang nyaman maka kita akan semakin produktif dan semangat. Begitu pula ikan, ketika kita sudah memberikan lingkungan hidup yang tepat sesuai di habitatnya saya akan jamin 100% tidak hanya pertumbuhan ikan yang cepat akan tetapi kita bisa menghasilkan ikan yang sehat.
Apa yang harus kita lakukan untuk budidaya lele organik? Tentu saja kita menciptakan lingkungan itu sendiri, dengan memberikan pakan-pakan alami yang sudah ada di habitat aslinya. Pakan-pakan alami seperti mikroorganisme yang hidup di air seperti plankton dan cacing kecil. Plankton Nabati seperti Diatomae, Chlorella sp, Spirulina sp, Tetraselmis sp. Plankston Hewani Branchious sp, Infusoria sp, Kutu Air, Cacing tubifex.

Pakan alami itu bisa kita kembangkan dan kita budidayakan sebagai persiapan pakan buat ikan lele. Bahkan tidak akan pernah kehabisan karena pakan alami akan terus berkembang biak. Namun pakan alami tidak bisa membuat ikan kenyang. Di sisi lain kita perlu membuat pakan buatan sendiri dengan bahan-bahan alami pula dan ditambah dengan azolla sebagai campuran. Dengan pemberian pakan 3 kali sehari. Sudah saya postingkan dibawah tentang kemampuan azolla sebagai pakan protein yang baik untuk ikan lele.
Artikel ini kami harap sebagai renungan kita bersama, kita sadar sebagai mahluk yang berakal dan berfikir hendaklah kita bijaksana dalam mengolah potensi alam. Jadikan apa yang kita usahakan sebagai ibadah dan mencari penghidupan.

Dengan Rumput Azolla, Petani Lele Sumatera Menghemat 40 Persen Biaya Pakan


Untuk menekan biaya produksi ikan lele, seorang pembudidaya lele di Kota Sumatera menggunakan tumbuhan yang hidup mengapung di air jenis azolla (azolla microphylla) sebagai pakan utama ikan lele budidayanya.
Untuk membuat pakan lele itu, Budi mendatangkan azola dari Magelang, Jawa Tengah. Di Magelang rata-rata peternak ikan lele telah menggunakan rumput sebagai pengganti pakan ikan buatan pabrik.
Ia mengatakan, di Sumatera hingga kini belum ada peternak yang menggunakan pakan lele dari azola, padahal, pengembangkan azola sebagai bahan pakan lele sangat mudah dan dan tidak membutuhkan kolam yang luas.
Sekarang ini pakan alternatif ikan lele tersebut sudah berkembang dalam jumlah besar dan ini menjadi makanan utama ikan lele.
“Kami tidak menggunakan pakan pabrikan (pelet). Hanya rumput ini tetapi ikan lele cepat besar dan beratnya sama dengan menggunakan pelet,” katanya.
Harga ikan lele di pasaran saat ini berkisar Rp20.000,00 per kilogram.
Budi mengaku, banyak keuntungan menggunakan pakan alternatif antara lain menekan biaya produksi sampai 40 persen dan lele yang dihasilkan tidak mengandung kolestrol.
Ia berharap suatu saat semakin banyak orang yang mengetahuinya dan mengembangkan pakan alternatif ikan lele tersebut sehingga mereka paling tidak bisa mengurangi biaya pakan.
Akibat banyak orang yang belum mengetahui manfaat makan ikan lele sehingga mereka lebih memilih mengkonsumsi ikan air tawar seperti ikan mas, mujair dan gabus.
Jika anda ingin menekan biaya produksi ikan lele, pakan alternatif ini layak dicoba dan hasilnya pun telah luar biasa dibuktikan oleh Budi di Sumatera, biaya produksi dapat ditekan sampai 40 persen dengan menggunakan rumput azola sebagai pakan utama.

Azolla Pupuk Hidup Juga Pakan Alternatif Lele

Alga hidup di rongga yang ada di sisi permukaan bawah daun Azolla. Hubungan simbiotik yang unik inilah yang membuat Azolla menjadi tumbuhan yang menakjubkan dengan kualitas nutrisi yang baik.
Azolla memiliki beberapa spesies, antara lain Azolla caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla mexicana, Azolla microphylla, Azolla nilotica, Azolla pinnata var. pinnata, Azolla pinnata var. imbricata, Azolla rubra.
Sementara kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya membuat Azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan unggas.  Azolla juga dapat dijadikan pakan untuk biri-biri, kambing, babi, dan kelinci. Di Cina, budidaya Azolla bersama dengan padi dan ikan meningkatkan produksi beras sebanyak 20% dan ikan sebanyak 30%.
Salah satu sumber N alternatif yang cocok untuk padi sawah adalah Azolla.  N2 yang ‘ditambang’ oleh Anabaena dan  terakumulasi dalam sel daun Azolla ini yang digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah. Laju pertumbuhan Azolla dalam sehari  0,355 – 0,390 gram (di laboratorium) dan 0,144 – 0,860 gram per hari (di lapang). Jika tidak punya ternak, tidak salah juga menumbuhkan azolla di kolam atau di pot tanaman kita yang kita beri air. Azolla seperti super sponge, dapat mengambil dan menyimpan air. Bagaimana cara memperbanyak Azolla ?
Dari hasil browsing, kira-kira seperti ini: Buatlah stok Azolla dengan bak plastik atau di kolam yang tidak ada ikannya..
Lalu bagaimana cara menggunakan Azolla ?
Setelah bibit Azolla tumbuh dengan baik, tebar Azolla bersamaan atau satu minggu sebelum padi di bibitkan. Setelah lahan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.  Azolla yang tumbuh di permukaan ini dapat mengambil N yang hanyut dan menguap, selain dapat pula menahan pertumbuhan gulma yang menjadi pesaing padi. Sebaiknya di adaptasikan dulu di kolam kecil untuk diadaptasikan dengan lingkungan yang baru. Lalu baru ditransplantasikan ke kolam induk.
Untuk menyediakan nitrogen, azolla ditumbuhkan dalam sistem ini. Azolla memberikan nitrogen bagi padi dan protein bagi bebek yang bertugas menekan pertumbuhan gulma..
Pemesanan bibit Azolla Microphylla  hubungi 08562571577

Tidak ada komentar:

Posting Komentar